Pendahuluan
Fungsi bahasa ada dua yaitu
transaksional dan intraksional. Dalam transaksional bahasa digunakan sebagai
penyampaian informasi, sedangkan intraksional bahasa menjaga hubungan sosial
antara penutur dan mitra tutur. Prinsip kerja sama (PKS) dipakai untuk
kelancaran berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Rumusan umum PKS adalah
memberikan kontribusi seperti yang diminta pada yang dibutuhkan, dengan tujuan
dan arah yang tepat dalam percakapan yang ada terlibat di dalamnya.
PKS sering tidak patuhi, pada
kenyataan sekarang ini banyak penutur yang menggunakan tindak tutur secara
tidak langsung dalam menyampaikan maksudnya. Maksud dari tindak tutur tidak
langsung tersebut adalah agar ujaran atau perkataan terdengar santun. Untuk
menjaga keharmonisan hubungan maka terdapat prinsip kesopanan yang harus
dipatuhi.
Kesantunan pada umumnya berkaitan
dengan hubungan antara dua partisipan yang disebut sebagai “diri sendiri” dan
“orang lain”. Dalam percakapan, “diri sendiri” biasanya dikenal sebagai
“pembicara”, dan orang lain sebagai penyimak. Rumusan Leech dianggap paling
lengkap dan komprahensif.
Maksim merupakan kaidah kebahasaan di
dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan
bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan
tuturnya. Maksim-maksim tersebut menganjurkan agar seseorang mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan
sopan dan menghindari yang tidak sopan.
Dalam prinsip kesopanan yang dimiliki
Leech akan dibahas dua maksim yaitu Maksim Kearifan dan Maksim Sopan Santun. Dalam
hal ini Leech membaginya dalam 6 yaitu (1) Maksim Kebijakkan, (2) Maksim
Kedermawan, (3) Maksim Pujian, (4) Maksim Kerendahan Hati, (5) Maksim
Kesetujuan, dan (6) Maksim Simpati.
Pembahasan
Dalam prinsip kesopanan yang dimiliki
Leech akan dibahas dua maksim yaitu Maksim Kearifan dan Maksim Sopan Santun.
Berikut adalah analisis dialog interaktif dalam acara “ Saatnya Wanita Bicara
edisi Meraih Rumahku Surgaku” Radio Persada FM melalui enam maksim sopan santun
milik Leech :
1. Maksim Kearifan (Tact Maxim) yaitu tuturan yang memberikan
keuntungan bagi penutur. Hal ini terdapat dalam tindak tutur direktif dan
komisif. Buatlah kerugian orang lain
sekecil mungkin, buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin. Dalam
dialog antara Afifah selaku pembawa acara dan Ibu Sri Purwaningsih selaku
narasumber, terdapat Maksim Kearifan. Maksim Kearifan yang terjadi pada
percakapan
a. Penutur (p) : “Assalamualaikum Pesona FM pilihan
pas kita dan keluarga. Kembali saya
Afifah menyapa saudara pendengar dan
untuk hari ini selasa 13 muharam, 1434 Hijriah atau 27 november 2012 kita
bersama dalam program saatnya wanita berbicara
dan seperti biasa di studio sudah
hadir narasumber kita ada ibu
Sri Purwaningsih dan langsung saja kita sapa beliau. assalamulaikum ibu?
Narasumber (n) : “walaikumsalam “
b. Penutur (p) : “ baik buat mbak Siti di Sragen
semoga bermanfaat, lalu yang ada di line telepon coba kita sapa
assalamualaikum.”
c. Narasumber :
“Begitupun juga kalo kita mengasuh memelihara mendidik anak yatim didalam rumah tangga kita itu rumah tangga kita akan mendapat rahmat dan kecintaan Allah. maka ini alangkah baiknya kalau kita
mengamalkan Hadis ini ya jadi insyaAllah
keluarga kita akan menjadi
keluarga yang semarak dengan amal soleh
setiap hari setiap saat itu ya
termasuk rumah kita un menjadi rumah
yang diberkahi oleh Allah banyak pahalanya banyak berkahnya kalo kita
memelihara anak yatim ya . Apalagi kalau anak yatim itu memang secara ekonomi
juga kurang mampu kita membantu itu sangat bermanfaat. Walaupun mampu tapi
tidak bisa mengelola dengan baik
juga bisa kita bantu walaupun tercukupi kebutuhan ekonominya itu anak juga tidak hanya membutuhkan materi,
anak yatim juga membutuhkan belas kasih sayang, membutuhkan sosok orang tua
yang disebut bapak dan ibu ya , mereka juga mendambakan keceriaan hidup seperti anak-anak lain
yang sebaya yang mempunyai orang tua yang lengkap…”
Kalimat
percakapan di atas merupakan contoh Maksim Kearifan. Pembawa menyapa (a) para
pendengar dan narasumber sehingga memunculkan keuntungan dan kenyaman bagi
orang lain. Sedangkan contoh yang kedua (b) mengucapkan terima kasih berharap
apa yang disampaikan narasumber dapat bermanfaat. Bahasa yang digunakan sopan dan
baik karena pemilihan diksinya tepat sehingga tidak menyingung perasaan. Kemudian untuk contoh ketiga (c) narasumber
menggunakan tindak tutur direktif, di mana kita dianjurkan untuk menyanyuni
anak yatim, karena dengan menyantuni anak yatim menjauhkan seseorang terhadap
segala yang buruk. Narasumber menyadarkan pendengarnya tentang kehidupan anak
yatim yang membutuhkan rasa kasih sayang. Dari tindak tutur tersebut maka
terbentuklah maksim kearifan yaitu pengaruh yang menguntungankan orang lain.
2. Maksim Kedermawaan (generosity
maxim) yaitu
tuturan yang menimbulkan kerugian pada penutur. Hal ini terdapat pada tindak
tutur direktif dan tindak tutur komisif. Buatlah
keuntungan diri sendiri sekecil mungkin, buatlah kerugian diri sendiri sebesar
mungkin. Dalam dialog ini dicontohkan misalnya :
Penutur (p) :
“…baik ibu kita akan membuka kesempatan bagi yang ingin bertanya ini, sekali
bagi anda yang ingin bertanya mengenai masalah tersebut a bisa menggunakan line
telepon 0271638123 atau melalui line sms di 081393809000…”
Pernyataan
di atas merupakan contoh tindak komisif menawarkan. Dalam hal ini komisif masuk
pada maksim kedermawawaan. Kerugian pada penutur yang dimaksud adalah penutur
diminta untuk memberikan kesempatan atau penawaran kepada orang lain yang
sekiranya dapat bermanfaat atau mengguntungkan orang tersebut.
3. Maksim Pujian (Praise Maxim) yaitu tuturan yang dapat memberikan
pujian kepada penutur. Dalam hal ini terdapat pada tindak tutur ekspresif dan
asertif. Kecamlah sedikit mungkin,
pujilah orang lain sebanyak mungkin. Dalam dialog interaktif radio ini
terdapat beberapa contoh maksim pujian :
Contoh (a) Penutur :
“Baik saudara ku pendengar baik dimana saja Anda berada , terimakasih anda
masih bersama kami di program saatnya wanita berbicara. Dan bagi anda yang baru
saja bergabung bersama kami a untuk hari ini kita sedang membahas masih dalam
tema dalam rangka meraih rumah ku surga ku dan kita menyoroti masalah anak
yatim yang ada dirumah kita atau mengasuh anak yatim…”
Contoh (b) Narasumber : “walaikumsalam jadi aaa… ibu sudah ada
keinginan yang baik untuk bisa menyantuni anak yatim tapi apakah yang namanya
menyantuni harus ikut bersama dengan kita kemudian aaa… kita pelihara di rumah
sementara ibu sendiri juga dengan keadaan ibu sendiri masih merasa kekurangan
dari segi ekonomi, maka aaa… kita bisa menyantuni anak yatim dengan tidak harus
satu rumah dengan kita karena kebutuhan anak yatim itukan sama dengan kebutuhan
anak-anak kita juga, tidak hanya sekedar harta gitu…”
Contoh (c) Narasumber : “…Jadi mudah-mudahan apa yang sudah ibu lakukan disini lebih
banyak memelihara anak yatim jadi bisa dapat pahala yang banyak jadi sudah baik
ibu mengisi waktu-waktu ibu kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, diantaranya
dengan dengan tadi ya menyantuni anak-anak yatim itu sudah baik ibu, jadi mudah
mudahan putranya juga a sama disana juga tetap tetap bahagia begitu, jadi ibu
tetaplah ingat anak saya disana juga bahagia saya akan mendoakan supaya tetap
bahagia sama disini juga kita sama sama bahagia jadi nanti kita berkumpul lagi
disana begitu ibu ya, mudah-mudahan tetap ada kenangan yang baik dan tidak
menjadikannya susah gitu”.
Kalimat yang diucapkan oleh penutur
pada contoh (a) merupakan contoh maksim pujian, penutur pada percakapan pertama
mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap pendengar yang masih setia mendengarkan
dialog tersebut. Sedangkan untuk contoh (b) juga merupakan contoh maksim pujian
terhadap Ibu Susi selaku penelpon yang mempunyai niat baik menolong anak yatim
walaupun hidupnya sendiri penuh dengan kesederhanaan. Walaupun diungkapkan
secara seperti doa, namun secara tidak langsung pernyataan (c) adalah ungkapan
pujian kepada Ibu Sutarno di Boyolali karena telah membantu 82 anak yatim.
4. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim) yaitu tuturan yang merendahkan dirinya atau
tidak memuji dirinya sendiri. Maksim ini terdapat pada tindak tutur ekspresi
dan asertif. Pujilah diri sendiri
sesedikit mungkin, kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin
Narasumber
: “…Kalau yang bersangkutan itu sudah kecukupan dari segi materi kita bisa kan
anak yatim itukan punya kebutuhan, kebutuhan seperti kalau dia punya bapak dan
ibu sendiri, dia juga ingin mengadu, ingin memohon nasihat, ingin dukungan,
ingin kasih sayang, karena itu yang bisa kita berikan ya. Apa yang bisa kita
berikan oh keliyatannya kok a apanamanya butuh butuh dukungan dari segi mungkin
tidak bisa pelajarannya apa kita ajari caranya atau anak kita ikut ngajari
umpamanya seperti itu. Kemudian juga anak kelihatan susah kita hibur jadi apa
yang dibutuhkan begitu ibu, itu juga sudah termasuk menyantuni. Ya kalau kita
punya anu kita ajak makan bareng sana
butuh butuh skali-kali diajak rekreasi keluarga kita rekreasi diajak sekalian
dengan kita ikut rekreasi, umpamanya dananya ada. Itu apa yang dibutuhkan
seorang anak jika bisa kita berikan kita berikan…”
Percakapan di atas
memyatakan kepada kita untuk melakukan segala sesuatu bukan dari materi.
Membantu adalah kegiatan yang mulia, tapi tidak harus berupa materi, kita bisa
saja memberikan semangat, doa, maupun pengetahuan yang kita miliki untuk
membantu anak yatim tersebut.
5. Maksim Kesetujuan (Agreement Maxim) yaitu tuturan yang memberikan
persetujuan kepada penutur. Maksim ini biasa terdapat dalam tindak tutur
asertif. Usahakan agar ketaksepakatan
antara diri dan lain terjadi sesedikit mungkin, usahakan agar kesepakatan
antara diri dengan orang lain terjadi sebanyak mungkin. Ada beberapa contoh percakapan yang
menggunkapkan sebuah persetujuan dalam dialog ini, misalnya saja:
Narasumber : “ya, aaaa wajar kalau kesepian tidak ada
temennya, adik dan kakaknya nggak ada jadi hanya sendiri, ibunya sudah tidak
ada, bapaknya kerja sampai sore ya. Memang seperti itu juga harus harus kita
biasakan juga ya mbak siti nanti kalo suatu saat mbak siti juga menikah tadi ya
suatu saatkan juga pasti menikah,…”
Kalimat “memang seperti itu”merupakan suatu kesetujuan antara penutur dan
mitra tutur. Penutur menyetujui dengan apa yang dikatakan mitra tutur dengan
sedikit menambahkan nasehat agar pernyataan tersebut menjadi lebih baik. Kesepakatan
atau kesetujuan merupakan salah satu langkah awal untuk mempertahankan
keharmonisan dalam berkomunikasi.
6. Maksim Simpati (Sympathy Maxim) yaitu tuturan yang mengepresikan rasa simpati. Dalam dialog ini
rasa simpati dapat dicontohkan pada pernyataan berikut :
Narasumber :
“…ibu cukup bersyukur putra ibu itu meninggal pada saat menunaikan ibadah haji,
itu kan jelas
…. Insyaallah itu dijalan Allah yang baik, sehingga ibu sudah menuju jalan yang
baik, insyaallah tempatnya juga baik gitu ibu, jadi kalo ingat sama putranya ya
didoakan ya Allah mudah-mudahan nanti saya bisa bersama-sama ketemu dengan anak
saya lagi di akhirat sana
bisa bersama-sama lagi disana.
Dalam tuturan ini Ibu Sri selaku narasumber memberikan rasa
simpatinya terhadap Ibu Sutarno selaku penelpon. Rasa simpati itu dapat dilihat
pada ucapan doa semoga kelak Ibu Sutarno bisa dipertemukan dengan anaknya
kelak.
Skala kesantunan menurut Leech :
- Skala Untung-Rugi (cost benefit scale), menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah penuturan. Semakin tuturan itu merugikan diri penutur, akan semakin dianggap santun lah tuturan itu.
- Skala Pilihan (optionally Scale) menunjuk pada banyak atau sedikitnya pilihan yang disampaikan si penutur kepada banyak atau sedikitnya pilihan yang disampaikan penutur kepada mitra tutur menentukan pilihan yang banyak dan menentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan dianggap semakin santunlah tuturan itu, dan begitu pula sebaliknya.
- Skala Ketidaklangsungan (indirectness scale), menunjuk kepada peringkat langsung dan tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu bersifat langsung akan dianggap semakin santun. Demikian pula sebaliknya.
- Skala keotoritasan (authority Scale), menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur dan mitra tutur, tuturan itu akan cenderung menjadi semakin santun. Dan begitu pula sebaliknya.
- Skala jarak sosial (social distance scale), menunjuk kepada peringkat hubungan sosial antara penutur dan mitar tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial di antara keduanya , akan menjadi semakin kurang santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya. Dengan kata lain, tingkat keakraban hubungan antara penutur dengan mitra tutur sangat menentukan peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur.
Prinsip Pollyana
Prinsip Pollyana adalah prinsip yang menuntun seseorang untuk melihat sesuatu dari sisi
yang cerah, daripada sisi yang gelap. Penggunaan prinsip menggunakan gaya bahasa eufimisme,
menyembunyikan hal-hal yang tidak mengerakkan. Penggunaan kata-kata yang dapat
melunakkan dampak makna negatif, misalnya kata : agak, kurang, sedikit. Dalam
dalog Radio tersebut dicontohkan misalnya :
Narasumber
: “…Apalagi tadi background keluarganya berantakan kemungkinan dia mungkin
tidak bahagia di sana
ya dengan background keluarga yang seperti itu. Bisa juga pendidikannya dari
segi agama mungkin kurang juga…”
Kata “kurang” di sini untuk lebih
memberikan sesuatu yang baik daripada kata “tidak tahu sama sekali”. Narasumber
berusaha memilih diksi yang lebih baik dan sopan agar disetiap pernyataannya
tidak menyinggung. Maka Ibu Pur selaku narasuber telah menerapkan prinsip
Pollyana.
Prinsip Ironi / Cemooh
Penutur bertutur secara santun tetapi
yang dituturkan tidak benar. Penutur mengungkapkan daya ilokusi yaitu apa yang
sebernarnya dimaksudkan. Namun dalam hal ini tidak ditemukan kata-kata atau
ungkapan yang dengan sengaja maupun tidak sengaja mencemooh mitra tutur ataupun
pendengar.
Kesimpulan
Dari
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa percakapan dalam dialog interaktif
dalam Radio swasta Persada FM dapat dianalisis menggunakan prinsip kesantunan
Leech. Dalam hal ini dialog tersebut mencakup keenam maksim sopan santun yang
telah dikemukakan di atas.
Dialog
interaktif yang dilakukan adalah dialog tentang keagamaan, bertema “Menyantuni
Anak Yatim”. Topik keagamaan di atas mempengaruhi analisis prinsip kesopanan,
karena dari keenam maksim, maksim kearifan paling banyak dicontohkan. Dalam
maksim kearifan terdapat tindak tutur direktif yang bersifat mempengaruhi mitra
tutur untuk melakukan tindakan seperti apa yang diinginkan penutur. Narasumber
berusaha untuk mengajak pendengar berbuat kebaikan dengan car menyantuni anak
yatim.
Bahasa
yang digunakan adalah bahasa yang formal karena dalam hal ini situasi dan topik
yang formal. Pemilihan kata yang sering kali melanggar PKS merupakan salah
usaha untuk menjaga keharmonisan antara penutur dan mitra tutur maupun
pendengar. Maka tidak jarang ada pernyataan yang mengancam muka penutur itu
sendiri.
Daftar Pustaka
Leech, G. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta :
Universitas Indonesia
www.pragmatic-asik.blogspot.com/2010/06/maksim-kesopanan diakses pada Kamis, 27 Desember 2012 pukul
12.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar