Kamis, 01 Desember 2011

buat mantan pacar

dear kamu. .
kamu itu siapa?
kamu mahluk apa?
dulu malaikat sekarang kayak monster. .
dulu kamu kasih aku madu
sekarang racun. .
kamu berbeda. .

Minggu, 27 November 2011

sosiologi tugas

PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan di mana manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Mereka kemudian membentuk satu kesatuan yang dinamakan masyarakat. Pada dasarnya masyarakat itu terbentuk atas dasar hubungan, tujuan  dan budaya yang sama.
Kehidupan sosial yang terbentuk dari hubungan berbagai bidang yang meliputi keluarga, politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan yang lainnya. Kemudian dari kehidupan sosial itu maka dapat diorganisasikan ke dalam beberapa kelompok sosial. Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam, yaitu kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan, kelompok sosial dan kelompok asosiasi.
Organisasi sebagai salah satu bagian dari kehidupan sosial. Dalam dunia pendidikan organisasi sekolah sering disebut dengan OSIS. Organisasi ini adalah salah satu bentuk partisipasi pendidikan dalam hal sosial. Terbentuk atas dasar tujuan bersama untuk memajukan kesejahteraan sekolah.
Secara singkat, terbentuknya lembaga pendidikan merupakan konsekuensi logis dari taraf perkembangan masyarakat yang sudah kompleks. Sehingga untuk mengorganisasikan perangkat-perangkat pengetahuan dan keterampilan tidak memungkinkan ditangani secara langsung oleh masing-masing keluarga. Perlunya pihak lain yang secara khusus mengurusi organisasi dan apresiasi pengetahuan serta mengupayakan untuk ditransformasikan kepada para generasi muda agar terjamin kelestariaannya merupakan cetak biru kekuatan yang melatarbelakangi berdirinya sekolah sebagai lembaga pendidikan.





PEMBAHASAN
A.     Pengertian Organisasi
Organisasi adalah wadah sekelompok individu berinteraksi untuk wewenang tertentu. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Sekolah sebagai salah satu lembaga formal yang memiliki organisasi siswa untuk menggelola dan memajukan sekolah. Organisasi Siswa Intern Sekolah (OSIS) adalah organisasi siswa tingkat menegah, mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).


B.     Sejarah Terbentuknya OSIS

Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA terdapat organisasi yang bebagai macam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk bersifat intern sekolah itu sendiri, dan ada pula organisasi siswa yang dibentuk oleh organisasi siswa di luar sekolah. Organisasi siswa yang dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah pada hal-hal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar.
Akibat dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah, sedang dipihak lain harus tunduk kepada organisasi siswa yang dikendalikan di luar sekolah.
Dapat dibayangkan berapa banyak macam organisasi siswa yang tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi di luar sekolah.
Itu sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan organisasi siswa yang sadar akan maksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.
Oleh karena itu pembanguan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) perlu ditata secara terarah dan teratur.

C.Lokasi
Ki Mangunsarkara Wonogiri 57611 Telp 0273-321519


                                    GB.Struktur Organisasi Sekolah SMA N 3 WONOGIRI



Fungsi
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda sesuai dengan bidangnya. Organisasi sosial memiliki fungsi sebagai patner pemerintah  yang menangani masalah kesejahteraan sosial secara dinamis dan bertanggung jawab berdasarkan porinsip ’Swadaya, swadana, dan sebuah usaha. Sebagai motivator dan dinamisator serta dinamis partisifasi sosial masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Organisasi sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) tidak boleh bertujuan di luar pendidikan.
Salah satu ciri pokok suatu Organisasi adalah memiliki berbagai macam fungsi atau peranan. Demikian pula OSIS sebagai Oraganisasi tetap hidup dalam arti tetap memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan. Adapun beberapa factor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu :
1.    Sumber daya
2.    Efisiensi
3.    Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4.    Pembaharuan
5.    Kemapuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6.    Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen

Peran dan manfaat atau kegunan yang dapat disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peran OSIS adalah :
1.      Sebagai wadah OSIS merupakan suatu wadah kegiatan siswa di sekolah bersama jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.
2.      Sebagai pengerak / motivator, motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan.OSIS akan tampil sebagai penggerak yang slalu dapat menyesuikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapakan yaitu mengadapi perubahan, memiliki daya tangkap terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan yang terpenting member kepuasan terhadap anggota.
3.      Peranan yang bersifat preventif, peran yang bersifat preventif seperti menyelesaikan persolan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari dalam maupun di luar sekolah. Melalui peranan OSIS tersebut dapat di tarik beberapa manfaat sebagai berikut : meningkatkan nilai-nilai taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air, meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur, meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan polotik dan kepemimpinan, meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri, meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, menghargai dan mewujudkan nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.


Analisis
OSIS sebagai Formal Group adalah organisasi yang dibentuk secara sengaja dibentuk untuk mengatur hubungan antara sesama yang mempunyai aturan-aturan yang tegas. Hubungan tersebut saling timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
OSIS merupakan bagian dari paradigma fakta sosial dalam bentuk material. Di mana sesuatu itu dapat ditangkap dan diobservasi. Kriteria untuk menyatakan bahwa kehidupan kelompok sosial itu nyata adalah nominalist position, interaksionisme, neo nominalis, dan realisme. Sedangkan proposisi yang mendukung posisi kelompok OSIS sebagai reality yaitu :
1.      Kelompok OSIS tersusun dari para individu
2.      OSIS bertujuan membantu menerangkan dan untuk meramalkan perilaku individu.
Dalam paradigma fakta sosial (struktural fungsional) menggunakan analisis ketergantungan. Pada tingkatan individu, saling ketergantungan ada dalam hubungan yang sangat harmonis. Demikian pula pada tingkatan institusi, para penganut paradigma ini sangat menekankan saling ketergantungan yang harmonis antara satu institusi dengan institusi yang lainnya, sehingga masyarakat itu sebagai satu keseluruhan sistem sosial dapat bertahan terus.
            Menurut Homan suatu fakta sosial dapat diterangkan bila dikemukakan fakta sosial lain menjadi penyebabnya. Fakta-fakta sosial tertentu menjadi penyebab dari fakta sosial yang lain. Tetapi penemuan sedemikian itu belum merupakan suatu penjelasan.
            Teori yang digunakan dalam paradigma ini yang berhubungan dengan OSIS adalah Teori Fungsional Struktural. Di mana teori ini menekankan pada keteraturan dan mengabaikan fungsi dan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
            Konsep utamanya fungsi, disfungsi, fungsi laten (pokok), fungsi manifest (dekat dengan pokok) dan keseimbangan (equilibrium). Masyarakat dalam hal ini OSIS merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu keseimbangan. Perubahan yang terjadi dalam satu bagian akan membawa perubahan terhadap bagian yang lain. Asumsi dasar setiap struktur dalam sistem sosial fungsional terhadap yang lain.
            Fungsional strutural terdiri dari istilah struktural dan fungsional tidak boleh digunakan bersamaan, meskipun pada dasarnya keduanya adalah satu kesatuan. Kita dapat mempelajari struktur-struktur masyarakat tanpa membahas fungsinya (atau konsekuensi-konsekuensinya) bagi struktur lain. Senada dengan ini, kita dapat menelaah fungsi dari beberapa proses sosial yang mungkin saja tidak berbentuk struktural. Jadi, perhatian terhadap kedua elemen ini menjadi ciri fungsional struktural.






Simpulan
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan di mana manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Mereka kemudian membentuk satu kesatuan yang dinamakan masyarakat. Pada dasarnya masyarakat itu terbentuk atas dasar hubungan, tujuan  dan budaya yang sama.
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda sesuai dengan bidangnya. Organisasi sosial memiliki fungsi sebagai patner pemerintah  yang menangani masalah kesejahteraan sosial secara dinamis dan bertanggung jawab berdasarkan porinsip ’Swadaya, swadana, dan sebuah usaha. Sebagai motivator dan dinamisator serta dinamis partisifasi sosial masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Organisasi sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) tidak boleh bertujuan di luar pendidikan.
OSIS sebagai Formal Group adalah organisasi yang dibentuk secara sengaja dibentuk untuk mengatur hubungan antara sesama yang mempunyai aturan-aturan yang tegas. Hubungan tersebut saling timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
OSIS merupakan bagian dari paradigma fakta sosial dalam bentuk material. Di mana sesuatu itu dapat ditangkap dan diobservasi. Kriteria untuk menyatakan bahwa kehidupan kelompok sosial itu nyata adalah nominalist position, interaksionisme, neo nominalis, dan realisme.






Daftar Pustaka
Hotman M. Siahaan. 1989. Pengantar ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga
Ritzer,George. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ritzer,George and Douhglas J. Goodman. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Robert M.Z. Lawang. 1985. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Karunia Jakarta

















TUGAS SOSIOLOGI
Organisasi Siswa Intern Sekolah (OSIS) dalam Sosiologi
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Pembimbing :
Drs . Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si


Disusun Oleh :
    Nama          : Eliska Widyawati
      NIM          : C0210019


SASTRA  INDONESIA
SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011

Rabu, 23 November 2011

SPOK



 
Ciri-ciri Umum Subjek, Predikat, Objek, Pelengkap dan Keterangan

Kalimat adalah suatu satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang, yang disertai nada akhir naik atau turun. Kalimat digolongkan menjadi dua yaitu kalimat berklausa dan kalimat tak berklausa. Kalimat berklausa adalah kalimat yang terdiri dari satuan yang berupa klausa. Klausa di sini dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari subjek, predikat, baik disertai (objek), (pelengkap), dan (keterangan) ataupun tidak. Tanda kurung bersifat manasuka artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.
Subjek dan Predikat
Subjek adalah bagian dari klausa yang berwujud nomina atau frase nominal yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara. Subjek biasanya berada di depan predikat; jadi, letak kiri terhadap pusatnya. Subjek mudah dikenali karena tidak dimungkinkan berupa kategori promina interogatif (kata ganti tanya). Subjek dengan persyaratan tertentu masih dapat berada di sebelah kanan predikat tanpa kehilangan identitasnya.
Predikat adalah bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek.  Walaupun kalimat tertentu terdiri atas dua konstituen, predikat dan subjek mudah dikenali karena baik dalam kalimat berkontituen dua maupun dalam kalimat berkontituen lebih dari dua, ciri predikat dan subjek masih tetap sama.
Contoh kalimat Chika adik Dony sedang menyapu halaman rumah nenek, dapat dikenali bahwa Chika adik Dony adalah subjek dan sedang menyapu adalah predikat. Alasannya adalah bahwa Chika adik Dony tidak mungkin diganti oleh promina interogatif siapa, sedangkan sedang menyapu berkategori verba.
Objek dan Pelengkap
Objek adalah nomina atau kelompok nomina yang melengkapi verba-verba tertentu dalam klausa. Objek dapat dikenal melalui dua cara yaitu (1) dengan mengetahui jenis predikatnya (2) dengan memperhatikan ciri khas objek itu sendiri. Objek letaknya selalu di belakang predikat yang terdiri kata verbal transitif. Predikat transitif sering ditandai oleh afiks tertentu. Degan melihat ciri khas objek itu sendiri secara kategorial dimungkinkan objek berupa –nya atau juga –ku dan –mu. Disamping itu, objek itu dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Pelengkap adalah bagian dari frase verbal yang diperlukan untuk membuatnya menjadi predikat yang lengkap dalam klausa. Sering orang mencampuradukan pengertian antara objek dan pelengkap. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya sering menduduki tempat yang sama, yakni dibelakang verba.
Persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap dapat dilihat dari ciri-ciri berikut.
Objek :
1.      Kategori katanya nomina atau nominal;
2.      Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi;
3.      Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif;
4.      Dapat diganti dengan –nya.
Pelengkap :
1.      Kategori katanya dapat nomina, verba, atau adjektiva;
2.      Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dapat didahului oleh preposisi;
3.      Kalimatnya tidak dapat dijadikan bentuk pasif; jika dapat dipasifkan, pelengkap itu tidak dapat menjadi subjek;
4.      Tidak dapat diganti denga –nya kecuali didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan.
Keterangan
Keterangan adalah kata atau kelompok kata yang dipakai untuk meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat dalam klausa. Unsur keterangan bersifat manasuka tetapi memberikan makna tambahan kepada kalimat. Wujud dari keterangan itu sendiri dapat berupa nomina tunggal (seperti dahulu), nomina preposisi (seperti di lantai), atau bentuk-bentuk lain (seperti minggu ini). Ada sembilan jenis keterangan yaitu keterangan tempat, alat, waktu, tujuan, penyerta, cara, similatif, penyebab, kesalingan.

SUMBER :
Anton, M. Moeliono (Penyunting Penyelia). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
M. Ramlan. 2001. Sintaksis. Yogyakarta : C.V Karyono


proses kreatif puisi Bakdi Soemanto



TELAAH PUISI

1.      Proses kreatif penyair Bakdi Soemanto

Bakdi Soemanto adalah penyair dari Solo. Penyair lulusan sastra Inggris UGM  ini dikenal sebagai seorang yang hidup sederhana dan dermawan. Selama ia menjadi  Ketua  Umum Dewan Kesenian Yogyakarta gaji yang diperoleh disumbangkan kepada teman seniman atau group seni yang minta ke DKY.
Seorang penyair adalah seseorang yang memilki sifat yang sederhana dan jujur. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk mewakili sosok Bakdi Soemanto. Dia pernah menguji kejujuran para pengemis dengan cara menyiapkan tempolong yang berisi uang receh Rp 5,- ditaruh depan rumahnya kemudian ditulis “Silakan, seorang ambil satu”. Namun ternyata para pengemis itu tidak jujur.
Dari kejadian itu ia hanya berkomentar bahwa pengemis juga harus diatur ternyata. Kebebasaan disalah gunakan, aturan permainan harus dipatuhi. Mungkin itulah yang mengiinspirasi karya-karya yang dibuatnya. Sajak yang pernah dibuatnya adalah Kolam, Gerimis, Gelas, Mata, Gereja Mrican Suatu Pagi, Rumah Di Desa Patuk, Wonosari, Dekap, Persiapan Pementasan Drama, Matahari, dan Jari.

2.      Analisis puisi “Persiapan Pentas Drama” karya Bakdi Soemanto

Dari proses kreatif penyair analisis puisi ini dapat ditentukan. Puisi “Persiapan Pentas Drama” ini menggambarkan bahwa Bakti sang penulis melihat banyak ketidakjujuran. “Persiapan Pentas Drama” adalah sebuah simbol dimana sebuah sandiwara manusia akan dimainkan. Hal itu dapat dilihat dari pengalamannya saat kebebasan disalah gunakan dan sulitnya mengatur orang saat ini.
Drama yang mengisahkan di dunia ini banyak ketidakjujuran dan banyak kecurangan. Dalam puisi ini ditunjukkan bahwa sandiwara dipersiapkan secara matang. Mereka pun berlatih bagaimana cara agar membuat orang merasa terharu akan pentas drama mereka. Mereka akan berusaha dengan sungguh-sungguh agar orang-orang memperhatikan dan mengingat kesedihan mereka.
“Empatratusempatpuluhempat ekor” dan pada larik “Empatratusempatpuluhempat aktor” penulis nampaknya sengaja tidak memisah kata empatratusempatpuluhempat mungkin karena bukan jumlah melainkan simbol atau lambang yang digunakan untuk mempertegas puisinya.
            Pada tiga larik terakhir “meski ketika kita tiba di rumah kita bertanya-tanya : Masak Iya !”  larik itu menunjukan bahwa sekarang ini banyak orang yang berpura-pura manis di depan kita namun ternyata orang itu membohongi kita. Banyak orang sengaja bersandiwara agar merasa dikasihani, namun setelah kita membantunya ia meninggalkan kita dan kita baru sadar akan kebohongan mereka.
           

Sumber : Kumpulan Puisi (Tugu) dan dari berbagai sumber