Minggu, 27 November 2011

sosiologi tugas

PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan di mana manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Mereka kemudian membentuk satu kesatuan yang dinamakan masyarakat. Pada dasarnya masyarakat itu terbentuk atas dasar hubungan, tujuan  dan budaya yang sama.
Kehidupan sosial yang terbentuk dari hubungan berbagai bidang yang meliputi keluarga, politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan yang lainnya. Kemudian dari kehidupan sosial itu maka dapat diorganisasikan ke dalam beberapa kelompok sosial. Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam, yaitu kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan, kelompok sosial dan kelompok asosiasi.
Organisasi sebagai salah satu bagian dari kehidupan sosial. Dalam dunia pendidikan organisasi sekolah sering disebut dengan OSIS. Organisasi ini adalah salah satu bentuk partisipasi pendidikan dalam hal sosial. Terbentuk atas dasar tujuan bersama untuk memajukan kesejahteraan sekolah.
Secara singkat, terbentuknya lembaga pendidikan merupakan konsekuensi logis dari taraf perkembangan masyarakat yang sudah kompleks. Sehingga untuk mengorganisasikan perangkat-perangkat pengetahuan dan keterampilan tidak memungkinkan ditangani secara langsung oleh masing-masing keluarga. Perlunya pihak lain yang secara khusus mengurusi organisasi dan apresiasi pengetahuan serta mengupayakan untuk ditransformasikan kepada para generasi muda agar terjamin kelestariaannya merupakan cetak biru kekuatan yang melatarbelakangi berdirinya sekolah sebagai lembaga pendidikan.





PEMBAHASAN
A.     Pengertian Organisasi
Organisasi adalah wadah sekelompok individu berinteraksi untuk wewenang tertentu. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Sekolah sebagai salah satu lembaga formal yang memiliki organisasi siswa untuk menggelola dan memajukan sekolah. Organisasi Siswa Intern Sekolah (OSIS) adalah organisasi siswa tingkat menegah, mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).


B.     Sejarah Terbentuknya OSIS

Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA terdapat organisasi yang bebagai macam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk bersifat intern sekolah itu sendiri, dan ada pula organisasi siswa yang dibentuk oleh organisasi siswa di luar sekolah. Organisasi siswa yang dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah pada hal-hal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar.
Akibat dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah, sedang dipihak lain harus tunduk kepada organisasi siswa yang dikendalikan di luar sekolah.
Dapat dibayangkan berapa banyak macam organisasi siswa yang tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi di luar sekolah.
Itu sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan organisasi siswa yang sadar akan maksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.
Oleh karena itu pembanguan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) perlu ditata secara terarah dan teratur.

C.Lokasi
Ki Mangunsarkara Wonogiri 57611 Telp 0273-321519


                                    GB.Struktur Organisasi Sekolah SMA N 3 WONOGIRI



Fungsi
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda sesuai dengan bidangnya. Organisasi sosial memiliki fungsi sebagai patner pemerintah  yang menangani masalah kesejahteraan sosial secara dinamis dan bertanggung jawab berdasarkan porinsip ’Swadaya, swadana, dan sebuah usaha. Sebagai motivator dan dinamisator serta dinamis partisifasi sosial masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Organisasi sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) tidak boleh bertujuan di luar pendidikan.
Salah satu ciri pokok suatu Organisasi adalah memiliki berbagai macam fungsi atau peranan. Demikian pula OSIS sebagai Oraganisasi tetap hidup dalam arti tetap memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan. Adapun beberapa factor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu :
1.    Sumber daya
2.    Efisiensi
3.    Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4.    Pembaharuan
5.    Kemapuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6.    Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen

Peran dan manfaat atau kegunan yang dapat disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peran OSIS adalah :
1.      Sebagai wadah OSIS merupakan suatu wadah kegiatan siswa di sekolah bersama jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.
2.      Sebagai pengerak / motivator, motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan.OSIS akan tampil sebagai penggerak yang slalu dapat menyesuikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapakan yaitu mengadapi perubahan, memiliki daya tangkap terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan yang terpenting member kepuasan terhadap anggota.
3.      Peranan yang bersifat preventif, peran yang bersifat preventif seperti menyelesaikan persolan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari dalam maupun di luar sekolah. Melalui peranan OSIS tersebut dapat di tarik beberapa manfaat sebagai berikut : meningkatkan nilai-nilai taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air, meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur, meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan polotik dan kepemimpinan, meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri, meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani, menghargai dan mewujudkan nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.


Analisis
OSIS sebagai Formal Group adalah organisasi yang dibentuk secara sengaja dibentuk untuk mengatur hubungan antara sesama yang mempunyai aturan-aturan yang tegas. Hubungan tersebut saling timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
OSIS merupakan bagian dari paradigma fakta sosial dalam bentuk material. Di mana sesuatu itu dapat ditangkap dan diobservasi. Kriteria untuk menyatakan bahwa kehidupan kelompok sosial itu nyata adalah nominalist position, interaksionisme, neo nominalis, dan realisme. Sedangkan proposisi yang mendukung posisi kelompok OSIS sebagai reality yaitu :
1.      Kelompok OSIS tersusun dari para individu
2.      OSIS bertujuan membantu menerangkan dan untuk meramalkan perilaku individu.
Dalam paradigma fakta sosial (struktural fungsional) menggunakan analisis ketergantungan. Pada tingkatan individu, saling ketergantungan ada dalam hubungan yang sangat harmonis. Demikian pula pada tingkatan institusi, para penganut paradigma ini sangat menekankan saling ketergantungan yang harmonis antara satu institusi dengan institusi yang lainnya, sehingga masyarakat itu sebagai satu keseluruhan sistem sosial dapat bertahan terus.
            Menurut Homan suatu fakta sosial dapat diterangkan bila dikemukakan fakta sosial lain menjadi penyebabnya. Fakta-fakta sosial tertentu menjadi penyebab dari fakta sosial yang lain. Tetapi penemuan sedemikian itu belum merupakan suatu penjelasan.
            Teori yang digunakan dalam paradigma ini yang berhubungan dengan OSIS adalah Teori Fungsional Struktural. Di mana teori ini menekankan pada keteraturan dan mengabaikan fungsi dan perubahan-perubahan dalam masyarakat.
            Konsep utamanya fungsi, disfungsi, fungsi laten (pokok), fungsi manifest (dekat dengan pokok) dan keseimbangan (equilibrium). Masyarakat dalam hal ini OSIS merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu keseimbangan. Perubahan yang terjadi dalam satu bagian akan membawa perubahan terhadap bagian yang lain. Asumsi dasar setiap struktur dalam sistem sosial fungsional terhadap yang lain.
            Fungsional strutural terdiri dari istilah struktural dan fungsional tidak boleh digunakan bersamaan, meskipun pada dasarnya keduanya adalah satu kesatuan. Kita dapat mempelajari struktur-struktur masyarakat tanpa membahas fungsinya (atau konsekuensi-konsekuensinya) bagi struktur lain. Senada dengan ini, kita dapat menelaah fungsi dari beberapa proses sosial yang mungkin saja tidak berbentuk struktural. Jadi, perhatian terhadap kedua elemen ini menjadi ciri fungsional struktural.






Simpulan
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan di mana manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Mereka kemudian membentuk satu kesatuan yang dinamakan masyarakat. Pada dasarnya masyarakat itu terbentuk atas dasar hubungan, tujuan  dan budaya yang sama.
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda sesuai dengan bidangnya. Organisasi sosial memiliki fungsi sebagai patner pemerintah  yang menangani masalah kesejahteraan sosial secara dinamis dan bertanggung jawab berdasarkan porinsip ’Swadaya, swadana, dan sebuah usaha. Sebagai motivator dan dinamisator serta dinamis partisifasi sosial masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. Organisasi sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) tidak boleh bertujuan di luar pendidikan.
OSIS sebagai Formal Group adalah organisasi yang dibentuk secara sengaja dibentuk untuk mengatur hubungan antara sesama yang mempunyai aturan-aturan yang tegas. Hubungan tersebut saling timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
OSIS merupakan bagian dari paradigma fakta sosial dalam bentuk material. Di mana sesuatu itu dapat ditangkap dan diobservasi. Kriteria untuk menyatakan bahwa kehidupan kelompok sosial itu nyata adalah nominalist position, interaksionisme, neo nominalis, dan realisme.






Daftar Pustaka
Hotman M. Siahaan. 1989. Pengantar ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga
Ritzer,George. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Ritzer,George and Douhglas J. Goodman. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana
Robert M.Z. Lawang. 1985. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Karunia Jakarta

















TUGAS SOSIOLOGI
Organisasi Siswa Intern Sekolah (OSIS) dalam Sosiologi
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Pembimbing :
Drs . Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si


Disusun Oleh :
    Nama          : Eliska Widyawati
      NIM          : C0210019


SASTRA  INDONESIA
SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar